Fase Pengujian Web

Suatu situs web seharusnya di-uji/test pada berbagai tahap proses desain dan pengembangan web. Proses pengujian haruslah komprehensif dan meliputi review terhadap konten lamanweb, fungsionalitas, dan usabilitas (atau kemanfaatan). Situs web yang memiliki tautan yang salah, gambar yang tidak muncul, dan konten yang salah menyebabkan kesan yang buruk. Kita ingin menarik pengunjung ke situs web kita dan menjaga loyalitas mereka. Jika pengunjung mendapati bahwa situs web kita sangat buruk dalam pengujian dan maintenance, mereka cenderung tidak kembali lagi. Kita tidak bisa mengirimkan pesan kita jika pengunjung tidak sering datang ke situs web kita. Beberapa langkah dasar untuk menguji konten dan fungsionalitas meliputi:
  • Melakukan validasi setiap laman web melalui layanan validasi markup W3C
  • Koreksi isi laman dan judul untuk me-review ejaan dan tata bahasa yang akurat
  • Melakukan cek tautan-tautan untuk memastikan bahwa tidak ada tautan yang error dan semua tautan berjalan dengan baik
  • Melakukan cek gambar-gambar untuk memastikan bahwa semua gambar muncul dengan benar dan ter0taut dengan benar
  • Memastikan bahwa masalah-masalah yang berkaitan dengan aksesabilitas dan internasinalisasi sudah ditangani
  • Menguji semua form (formulir) dan semua elemen laman interaktif
  • Menguji laman-laman untuk memastikan bahwa semua laman muncul dengan cepat, bahkan pada saat koneksi dengan kecepatan rendah
  • Mencetak setiap laman untuk cek bagaimana tampilan laman saat dicetak
Usabilitas (atau kemanfaatan) adalah ukuran terhadap seberapa bagus suatu produk, misalnya suatu situs web, membuat pengunjung mendapatkan tujuan-tujuannya. Pengujian terhadap usabilitas adalah suatu metode dimana pengguna suatu website atau produk lainnya diminta untuk melakukan tugas-tugas tertentu sebagai upaya untuk mengukur kemudahan penggunaan produk dan persepsi pengguna terhadap pengalaman menggunakan produk. Pengujian usabilitas pada website sebaiknya berfokus pada tiga aspek utama: konten, navigasi, dan penyajian.

Pengujian usabilitas bisa dilakukan dalam beberapa cara; salah satu cara yangefektif adalah mengamati secara langsung para pengguna yang berinteraksi dan mengguna website. Ketika kita mengamati para pengguna, kita bisa melacak link-link yang mereka klik dan mencatat berbagai macam aksi dan komentas mereka. Kita bahkan bisa meminta para pengguna untuk menjelaskan apa saja yang mereka ingin capai ketika ber-navigasi dalam website. Informasi yang diperoleh dengan mengamati para pengguna bisa menjadi sangat berharga dalammembantu mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin muncul di website. Misalnya, bila kita mengamati bahwa para pengguna memiliki kesulitan menemukan laman web yang menampilkan daftar lokasi toko dan jam operasional, kita kemudian mungkin ingin menampilkan link-link tersebut lebih menonjol di laman home.

Cara lain dalam melakukan pengujian usabilitas (atau tes kemanfaatan) adalah dengan memberi pengguna tugas-tugas tertentu untuk dicapai (misalnya menemukan daftar harga produk) dan kemudian mengamati bagaimana mereka ber-navigasi situs untuk mencapai tugasnya. Jika mungkin, mintalah mereka menjelaskan mengapa mereka memilih link-link tertentu. Kedua metode pengamatan ini sangatlah berharga, tetapi memerlukan bantuan pengguna.

Pengujian terhadap usabilitas juga bisa dicapai melalui quisioner atau survey. Ketika menulis suatu quisioner atau survey, pastikan untuk membuat pertanyaan-pertanyaan terbuka (bukan pilihan ganda) yang bisa memberi informasi berharga. Misalnya, dengan memberi pertanyaan ya/tidak, "Apakah website mearik secara visual?", tidak akan memberi informasi yang bermanfaat. Jika kita mengubah pertanyaan tersebut dengan mengguna jawaban dengan skala, misalnya, "Nilai-lah tampilan visual website ini, dengan menggunakan skala 1 atau rendah dan 5 untuk tinggi, kita bisa mendapat masukkan yang lebih berharga dari para pengguna. Namun demikian, pastikan bahwa skala itu sendiri jelas dan mudah dipahami oleh pengguna. Jika kita ingin bahwa angka 1 berari rendah, tetapi pengguna mengira 1 adalah tinggi, maka hasil survey kita juga tidak jelas. Quisioner untuk pengujian usabilitas seharusnya memberi ruang bagi pengguna untuk menuliskan komentar penjelasan tambahan.

Contoh quisioner untuk pengujian usabilitas web
Selain pengujian terhadap konten, fungsionalitas, dan usabilitas, ada juga jenis-jenis lain pengujian. Untuk website yang baru saja diimplementasikan atau di-maintain, dua jenis pengujian lainnya seharusnya juga dilakukan, yaitu: pengujian kompatibilitas dan pengujian beban akses (stress test). Pengujian kompatibilitas dilakukan untuk memastikan bahwa website berjalan dengan baik pada berbagai macam browser dan versi browser. Untuk permulaan, pengujian dilakukan dengan menggunakan browser-browser yang paling banyak digunakan oleh pengunjung. Browser yang berbeda bisa menampilkan banyak aspek laman web secara berbeda, jadi sangatlah penting untuk menguji laman-laman web dengan berbagai macam browser yang berbeda-beda untuk memastikan bahwa laman-laman tersebut muncul dengan benar di setiap browser. Jika kita terlanjur menggunakan teknologi-teknologi yang tidak didukung lagi oleh browser yang sudah lama atau browser-browser yang memerlukan plug-in, pertimbangkan untuk mengubah konten atau memberikan laman-laman web alternatif supaya bisa diakses menggunakan browser yang sudah lama. Jika pengunjung kita menggunakan baik komputer PC maupun Macintosh, kita perly menguji laman-laman web menggunakan browser-browser pada kedua platform tersebut. Kita mungkin juga ingin menguji laman-laman web di berbagai versi browser yang sama (biasanya dua versi terakhir), untuk melayani pengguna yang belum meng-upgrade browsernya.

Pengujian beban (stress test) menentukan apa yang akan terjadi apabila website kita diakses oleh banyak pengguna. Suatu website dengan 100 pengguna mengakses secara bersama-sama mungkin tidak ada masalah. Bila ribuan pengguna mengakses website secara bersamaan, mungkin website akan berjalan sangat lambat. Pengujian beban memastikan bahwa website berjalan pada kecepatan normal ketika diakses banyak pengguna. Ada banyak kasus dimana perusahaan-perusahaan tidak melakukan secara efektif pengujian beban pada website mereka. Akibat dari hal ini bisa menjadi bencana, karena website bisa macet ketika ada banyak pengguna mengakses berbagai fungsi website. Terutama dalam hal ini adalah website-website yang digunakan sebagai e-commerce, sangatlah penting bahwa website harus tetap online. Website yang macet tidak akan menjual produk atau layanan apapun, dan perusahaan akan kehilangan banyak uang.

Link-link terkait Siklus Hidup Pengembangan Website:

No comments: